Kamis, 08 November 2012

TANAMAN JERNANG DAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA


TANAMAN JERNANG UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN YANG
 DI MEDIASI OLEH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Oleh :
Oldy Arnoldy Arby
GITA BUANA

Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan untuk menggali potensi hasil hutan bukan kayu dalam rangka penyelamatan hutan terhadap masyarakat sekitar hutan yang telah dilakukan oleh Gita Buana menggunakan variabel kepemimpinan transformasional. Bass (1985) dalam Lamidi (2008) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai kemampuan pemimpin untuk mengubah lingkungan kerja, memberikan motivasi, menumbuhkan kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat kepada atasan untuk mencapai tujuan organisasi. Krishnan (2005) juga menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional mampu menaikkan tingkat kinerja pemimpin atau bawahan serta memiliki hubungan positif yang telah di dukung secara empiris oleh para ahli lain.

Tanaman Jernang (Daemonorop sp) memiliki nilai jual antara Rp800rb – Rp1juta per kg di tingkat petani, namun mereka mendapatkan hasil Jernang masih berburu di hutan dan bukan dibudidayakan.  Akibatnya, kelangkaan terhadap hasil Jernang. Jika ini dibudidayakan setidaknya mereka bisa memiliki dana setiap tahun minimal Rp80juta per tahun per hektar dari tanaman Jernang (Suherman, 2012). Di sisi lain, hanya sedikit masyarakat yang paham terhadap budidaya Jernang. Permasalahan ini menjadi insiatif bagi Gita Buana untuk melakukan pelatihan untuk melatih masyarakat sekitar hutan menjadi pelatih Jernang (6 orang masyarakat Desa Lamban Sigatal – Jambi).

Mereka di latih untuk membantu masyarakat sekitar hutan belajar budidaya Jernang. Pada saat pelatihan tersebut mereka telah memahami teknis budidya Jernang sehingga materi pelatihan lebih terpusat pada variabel teknik penyampaian materi dan variabel kepemimpinan transformasional. Variabel kepemimpinan transformasional dilibatkan dalam pelatihan ini dikarenakan varibel tersebut memiliki dimensi-dimensi yang mendukung keberlansungan pelatihan selanjutnya. Dimensi-dimensi tersebut berupa; empati, menjelaskan misi dengan menarik, keyakinan diri, meningkatkan image, yakin dengan kemampuan bawahan dan memberikan peluang sukses untuk bawahannya (Behling, dkk., 1996 dalam Mas`ud, 2004).

Sumber Pustaka

-     Bass, B. M., 1985. Leadership & performance beyond expectations. Free Press, New York.
-     Behling, O., & McFillen. J.M., 1996.  A Syncretical Model of Charismatic/ Transformational Leadership, Group & Organizational Management, 21: 163-191. 
-     Lamidi, 2008. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap OCB : Dengan Variabel Intervening Komitmen Organisasi. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 8. No.1:25-37.
-     Mas`ud, Fuad, 2004. Survai Diagnosis Organisasi : Konsep dan aplikasi. Universitas Dipenogoro.
-     Suherman,  2012. Wawancara Petani Jernang. Pelatihan Trainer of Training Teknis Budidaya Jernang di Gita Buana, 15 Oktober 2012. jambi
-     Venkat R. Krishnan, V.R, & Garg, G., 2003. Transformational leadership:  Value-based management for Indian organizations (pp.82-100), Response Books (Sage Publications), New Delhi.