Sabtu, 01 Desember 2012

Correlation Jernang (Daemonorop sp) toward forest ecology, carbon emission and economic in mediating human resource management

ABSTRACT 

Jernang very sexy to create stabilized forest ecology, reduce carbon emissions and improve the economics at forest communities. There is correlation between Jernang with saving forests, clean air and welfare community. Jernang growt with boarded timber plant (tree) then tree cannot cut, and so leaves will absorb the carbon in the air for photosynthesis and air to be clean. On the other hand, selling price Jernang latex has a high value. This paper describes how Jernang able to do all that. Jernang as the independent variable can affect dependent variable (ecological, carbon and economic). Jernang cannot directly influence dependent variable to another variable, needed a mediating variable. Forest community as a mediating variable by adding the the element of human resource management. They installing variables such as motivation, commitment, leadership and service quality. Many studies about human resources on the performance at company, enabling use of community around forest. Using the human resource management variables Gita Buana able to make the participants training of trainers to be the spirit, enthusiastic and have a strong commitment to other farming Jernang and knowledge transfer.

Latar belakang

Jernang adalah famili rotan namun pada rotan jenis ini yang di olah adalah buahnya bukan pada batangnya. Seperti rotan lainnya Jernang menggunakan pohon kayu sebagai tempat tumbuh. Jernang pertama kali di bawa oleh orang India ke Indonesia sebagai bahan perdagangan. Hingga saat ini harga Jernang sangat tinggi (on Oktober 2012 price $600 -$800/kg) namun mereka masih berburu di hutan bukan di budidayakan. Secara spesifik Jernang berguna untuk antiseptik, komestik (lipstic), pewarna marmer dan lain-lain. Pada potensi lain Jernang berguna sebagai sebuah jawaban atas permasalahan bumi dan penduduknya. Selain itu, Jernang merupakan solusi untuk melestarikan hutan. Karena Jernang butuh pohon untuk tumbuh. Akibatnya pohon tidak bisa di tebang dan hutan menjadi hijau lebat.

Apa yang terjadi karena adanya hutan dengan hijau lebat. Masalah bumi yang sangat penting saat ini adalah emisi karbon yang tinggi akibat industri di negara maju dan kebakaran hutan di negara berkembang. Permasalahan karbon bumi dapat dikendalikan dengan hutan hijau lebat. pada Menggunakan apa ? Daun-daun pada hutan hijau lebat pada siang hari melakukan fotosintesis, pada saat proses tersebut daun membutuhkan karbon di udara yang terikat dengan oksigen. Daun mengambil karbon untuk membuat klorpofil dan melepaskan oksigen ke udara. Otomatis, racun bumi bernama karbon akan di tangkap oleh daun dan bumi menjadi segar dan bersih. Permasalahan karbon bumi dapat dikendalikan dengan hutan hijau lebat. Hutan hijau lebat dapat dibangun menggunakan Jernang.

Hutan hijau yang lebat, udara yang bersih, ada hal lain lagi yang bisa di bangun dari Jernang. Harga jual yang tinggi membuat petani di sekitar hutan menjadi makmur dan sejahtera dan lebih hebatnya lagi petani tersebut menjaga pohon-pohon tidak di tebang. Karena, harga Jernang lebih tinggi dari harga kayu pohon. Mereka akan memanjakan pohon karena mereka berharap Jernang cepat tumbuh dan berproduksi.

Namun bukan seperti main catur yang bisa memindahkan pion-pion ke tempat yang strategis. Walaupun Jernang dapat membuat ekologi hutan menjadi baik, dapat membersihkan udara kotor serta mempunyai harga jual yang tinggi. Jernang tentunya dikendalikan oleh petani sekitar hutan. Permasalahan utamanya adalah prilaku petani yang kurang pengetahuan, kurang memiliki strategi jangka menengah atau jangka panjang dan pastinya kurang berbudaya untuk menjaga hutan.

Permasalahan itu dapat di kurangi sedikit demi sedikit dengan menggunakan sentuhan manajemen sumberdaya manusia dengan variabel berupa; motivasi, komitmen, kepemimpinan dan kualitas pelayanan. Tulisan ini lebih menekankan pada indikator-indikator variabel manajemen sumberdaya manusia dan tidak membahas tentang ekologi, carbon atau ekonomi. Selanjutnya penulis mencoba memperlihatkan variabel tersebut terhadap tujuan yang akan di capai dengan membuat tulisan dengan tema “hubungan Jernang terhadap ekologi hutan penurunan emisi karbon dan peningkatan ekonomi di mediasi oleh manajemen sumber daya manusia”

Tujuan

Memperlihatkan kekuatan dimensi manajemen sumberdaya dalam meningkatkan keselamatan hutan, membuat udara bersih dan meningkatkan pedapatan petani sekitar hutan yang dimediasi oleh manajemen sumber daya manusia melalui budidaya tanaman Jernang.

Maksud

Banyak jurnal dan penelitian manajemen sumber daya manusia yang telah menggunakan variabel di atas mampu untuk memperbaiki dan meningkatkan organisasi atau perusahaan mereka. Oleh sebab itu tujuan dari tulisan ini mencoba mengadopsi variabel manajemen sumber daya manusia tersebut dalam mempengaruhi petani sebagai tenaga kerja di hutan dan menjadikan hutan sebagai organisasinya menjadi lebih berhasil atau lebih hijau karena mereka tidak lagi menggunakan hutan sebagai sumber penghasilan namun menggunakan hasil hutan bukan kayu sebagai sumber mata pencaharian.


Kerangka model hubungan
Hubungan Jernang terhadap ekologi hutan penurunan emisi karbon dan peningkatan ekonomi di mediasi oleh manajemen sumber daya manusia

Ekologi hutan didasarkan pada hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan hutan (biotik dan abiotik), emisi karbon merupakan efek rumah kaca menyebakan suhu permukaan bumi meningkat selanjutnya pemanasan global dan perubahan iklim. Rusaknya hutan karena perubahan iklim yang tidak tentu membuat petani sekitar hutan gagal panen. Hutan yang akan mereka pilih sebagai mata pencaharian selanjutnya.

Bencana tersebut terus berlangsung namun di sisi lain kami mencoba menghambat laju kerusakan dengan menanam Jernang. Kami akan membangun pengendalian rusaknya hutan menggunakan pendekatan manajemen sumberdaya manusia dengan hasil adalah solusi untuk masalah tersebut.Petani sekitar hutan adalah manusia yang dapat diberdayakan untuk keselamatan hutan. Agar tercapainya kelestarian melalui tanaman Jernang kami menggunakan motivasi untuk memperkuat komitmen sebagai pemimpin hutan dengan kualitas pelayanan keselamatan hutan yang prima.

Untuk memotivasi petani sekitar hutan penulis mengutip indikator variabel motivasi dari Mitchell., dkk., 1976 berupa ;

· kebutuhan keamanan,
· kebutuhan sosial,
· kebutuhan harga diri,
· kebutuhan otonomi dan
· kebutuhan aktualisasi.

Agar petani memiliki komitmen terhadap keselamatan hutan penulis mengutip indikator variabel komitmen dari Meyer., dkk., 1993 berupa ;

· pengaruh komitmen,
· keberlangsungan komitmen dan
· komitmen normal.

Terbangunnya komitmen akan memunculkan pemimpin. Pemimpin yang diharapkan dalam hal ini adalah kepemimpinan transformasional untuk keselamatan hutan dan indikator untuk variabel pemimpin penulis mengutip dari Behling., dkk., 1996 berupa

· empati
· menjelaskan misi dengan menarik
· menunjukan keyakinan diri
· meningkatkan image
· yakin dengan kemampuan anggota, dan
· memberikan peluang sukses untuk anggota.

Diharapkan dengan kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan hasil Jernang dan secara tidak langsung akan menghambat permasalahaan diatas, namun agar hakikat kepemimpinan ini lebih kuat dan terus berlangsung perlu indikator dari variabel kualitas pelayanan yang di kutip dari tulisan Kang., dkk, 2002 berupa;

· keandalan
· jaminan
· wujud
· perhatian
· tanggungjawab

Apabila semua indikator tersebut sedikit demi sedikit di sosialisasikan dan di koordinasikan pada petani sekitar hutan yang bertani Jernang maka kerusakan hutan menjadi terhambat. Variabel manajemen sumberdaya manusia telah terbukti membuat organisasi mencapai tujuannya. Selaras dengan hal tersebut apabila petani sekitar hutan bertujuan untuk menjaga ekologi hutan untuk menghasilkan udara bersih dan meningkatkan pendapatan dari hasil jernang tentunya tujuan tersebut bisa juga akan tercapai.

Kesimpulan

Hasil hutan bukan kayu menggunakan tanaman Jernang mampu mengurangi sedikit masalah bumi berupa ; kerusakan ekologi hutan , menurunkan emisi karbon dan membuat petani sekitar hutan sejahtera.

Pustaka

- Behling, Orlando and James M, McFillen (1996). A Syncretical Model Charismatic Leadership. Group and organization Managemen, Vol 21 No. 2, June. Pp. 163-191.

- Kang, Gi-Du, Jeffrey James and Kastas Alexandris (2002). Measurement of Internal Service Quality application of the SERQUAL Battery to Internal Service Quality. Managing Service Quality, Vol. 12 No.5. 278 – 291.

- Meyer, J.P., Natalie J. Allen and Catherine A. Smith (1993). Commitment to Organization and Occupation: Extensions and Test of Three Component Conceptualization, Journal of Applied Psychology, Vol. 78, No. 4, 538-351.

- Mitchell, Vance, F and Pravin Moudgill (1976). Measurement of Maslow`s need Hirarchy. Organizational Behaviour and Human Performance. 16 : 334 – 349.










































Hubungan Jernang terhadap ekologi hutan penurunan emisi karbon dan peningkatan ekonomi di mediasi oleh manajemen sumber daya manusia



Ekologi hutan didasarkan pada hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan hutan (biotik dan abiotik), emisi karbon merupakan efek rumah kaca menyebakan suhu permukaan bumi meningkat selanjutnya pemanasan global dan perubahan iklim. Rusaknya hutan karena perubahan iklim yang tidak tentu membuat petani sekitar hutan gagal panen. Hutan yang akan mereka pilih sebagai mata pencaharian selanjutnya.



Bencana tersebut terus berlangsung namun di sisi lain kami mencoba menghambat laju kerusakan dengan menanam Jernang. Kami akan membangun pengendalian rusaknya hutan menggunakan pendekatan manajemen sumberdaya manusia dengan hasil adalah solusi untuk masalah tersebut.Petani sekitar hutan adalah manusia yang dapat diberdayakan untuk keselamatan hutan. Agar tercapainya kelestarian melalui tanaman Jernang kami menggunakan motivasi untuk memperkuat komitmen sebagai pemimpin hutan dengan kualitas pelayanan keselamatan hutan yang prima.



Untuk memotivasi petani sekitar hutan penulis mengutip indikator variabel motivasi dari Mitchell., dkk., 1976 berupa ;

· kebutuhan keamanan,

· kebutuhan sosial,

· kebutuhan harga diri,

· kebutuhan otonomi dan

· kebutuhan aktualisasi.



Agar petani memiliki komitmen terhadap keselamatan hutan penulis mengutip indikator variabel komitmen dari Meyer., dkk., 1993 berupa ;

· pengaruh komitmen,

· keberlangsungan komitmen dan

· komitmen normal.



Terbangunnya komitmen akan memunculkan pemimpin. Pemimpin yang diharapkan dalam hal ini adalah kepemimpinan transformasional untuk keselamatan hutan dan indikator untuk variabel pemimpin penulis mengutip dari Behling., dkk., 1996 berupa

· empati

· menjelaskan misi dengan menarik

· menunjukan keyakinan diri

· meningkatkan image

· yakin dengan kemampuan anggota, dan

· memberikan peluang sukses untuk anggota.



Diharapkan dengan kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan hasil Jernang dan secara tidak langsung akan menghambat permasalahaan diatas, namun agar hakikat kepemimpinan ini lebih kuat dan terus berlangsung perlu indikator dari variabel kualitas pelayanan yang di kutip dari tulisan Kang., dkk, 2002 berupa;

· keandalan

· jaminan

· wujud

· perhatian

· tanggungjawab



Apabila semua indikator tersebut sedikit demi sedikit di sosialisasikan dan di koordinasikan pada petani sekitar hutan yang bertani Jernang maka kerusakan hutan menjadi terhambat. Variabel manajemen sumberdaya manusia telah terbukti membuat organisasi mencapai tujuannya. Selaras dengan hal tersebut apabila petani sekitar hutan bertujuan untuk menjaga ekologi hutan untuk menghasilkan udara bersih dan meningkatkan pendapatan dari hasil jernang tentunya tujuan tersebut bisa juga akan tercapai.



Kesimpulan



Hasil hutan bukan kayu menggunakan tanaman Jernang mampu mengurangi sedikit masalah bumi berupa ; kerusakan ekologi hutan , menurunkan emisi karbon dan membuat petani sekitar hutan sejahtera.





Preference



- Behling, Orlando and James M, McFillen (1996). A Syncretical Model Charismatic Leadership. Group and organization Managemen, Vol 21 No. 2, June. Pp. 163-191.

- Kang, Gi-Du, Jeffrey James and Kastas Alexandris (2002). Measurement of Internal Service Quality application of the SERQUAL Battery to Internal Service Quality. Managing Service Quality, Vol. 12 No.5. 278 – 291.

- Meyer, J.P., Natalie J. Allen and Catherine A. Smith (1993). Commitment to Organization and Occupation: Extensions and Test of Three Component Conceptualization, Journal of Applied Psychology, Vol. 78, No. 4, 538-351.

- Mitchell, Vance, F and Pravin Moudgill (1976). Measurement of Maslow`s need Hirarchy. Organizational Behaviour and Human Performance. 16 : 334 – 349.






























































1 komentar:

  1. hi
    do you supplying dragon`s blood ,please contact me if you are supplying it .my requiring amount is 500-1000kg per month .thanks

    Best Regards
    Sean
    seangao61@gmail.com

    BalasHapus