Di Jambi, Indonesia ini adalah situasi pasar yang tinggi untuk permintaan NTFP tersebut. Rotan mereka berfokus pada adalah Jerenang (lima spesies saja: Daemonoropsdraco, D. micracantha, D. didymophylla, D. mattanensis, D.draconcellus).
Rotan ini memiliki resin merah di permukaan buahnya yang digunakan untuk antiseptik pewarna, alami, dan dalam industri kosmetik. Harga $ 800 per kilo. Rotan mengalami penurunan sekitar 75% sejak tahun 2005, karena pembukaan perkebunan (kelapa sawit dan karet).
Apa yang harus dilakukan tentang hal itu? (solusi)
Secara khusus, apa yang seharusnya kita lakukan ketika panen itu?
Bagaimana seharusnya kita menjaga hutan di mana ia ditemukan?
Di Indonesia, ada dua situasi, agroforest dan tumbuh liar.
Dalam agroforest, mereka mencoba untuk mengembangkan pembibitan, dengan pelatihan untuk pelatih, untuk tumpangsari rotan dengan pohon karet. Hal ini dilakukan karena jumlah terbatas. Masyarakat percaya bahwa mereka mewarisi jerenang dari nenek moyang mereka, dan bahwa mereka harus mempertahankannya. Pengetahuan mereka tentang cara mengolahnya didasarkan pada lokal
pengetahuan. Gita Buana (LSM) hanya mendokumentasikan hal itu.
Praktek-praktek pemanenan adalah:
- Mereka menggunakan alat-alat memanjat.
- Mereka tidak memotong batang.
- Mereka panen dua kali setahun, di Agustus (panen besar) dan Desember (panen kecil).
Bagaimana kita harus memonitor? (rencana pemantauan)
- Bagaimana kita memantau apakah para pemanen mengikuti praktek yang terbaik ?
- Bagaimana kita memantau apakah sumber daya berlimpah, sehat dan regenerasi?
- Bagaimana kita memantau kondisi hutan kita?
Di Jambi, Pemerintah dan masyarakat setempat memiliki peran.
- Pemerintah : Kita perlu menemukan beberapa cara untuk menyatakan bahwa jernang berasal dari indigeneous people kemudian di beri sertifikat dari Dinas Pertanian dan mengolahnya secara tradisional. Pajak harus di bayar ke industri, bukan untuk masyarakat setempat.
- Orang Lokal : Mereka harus memantau hutan, tidak hanya jernang saja dan mengusulkan toko hadat sebagai kelompok pemantauan formal untuk hutan yang tersisa. Mereka khawatir bahwa jika hanya kepala desa atau pemerintah, tidak berkelanjutan.
- In agroforest, untuk memantau pemanen, mereka sangat berhati-hati ketika panen. Mereka menjaga benih untuk penanaman.
- Dalam hutan, indikatornya adalah jika mereka menemukan Calamusmanan (manau) maka jernang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar